Beranda | Artikel
Silsilah Fiqih Pendidikan Anak No 18: RUMAH, SEKOLAH ISTIMEWA ANAK
Jumat, 14 Oktober 2022

Seringkali kita menjumpai sebagian orang tua yang manakala anaknya nakal, mereka langsung melontarkan tuduhan miring kepada pihak sekolahan. Menyalahkan para guru dan mencap mereka sebagai biang kerok kenakalan anaknya. Atau beralasan, “Anak saya nakal karena terpengaruh lingkungan pergaulan teman-temannya”.

Yang jadi pertanyaan, mengapa anak tersebut lebih terpengaruh teman daripada terpengaruh orang tuanya? Bukankah jasa besar orang tua yang telah melahirkan dan membesarkannya, seharusnya membuat anak lebih terpengaruh orang tua? Terlebih, sejatinya anak-anak menghabiskan waktu sejak 0-18 tahun pertamanya lebih banyak dengan orang-orang terdekatnya dalam keluarga, bukan dengan orang lain. Lalu, mengapa mereka yang baru mengenal orang lain (teman-teman sepergaulan), kok jadi lebih banyak dipengaruhi orang lain ini daripada orang-orang dekat yang ada di keluarganya?

Hal ini tentu menuntut kita untuk lebih berintrospeksi diri, sudahkah rumah menjadi media pendidikan yang baik untuk anak-anak kita?

Rumah memiliki peran yang sangat sentral dalam pendidikan anak. Bisa dikatakan bahwa segala sesuatu bermula dari rumah. Bila pendidikan dalam rumah tidak berjalan atau lemah, maka si anak akan jatuh dalam ‘pendidikan-pendidikan’ di luar rumah yang tidak jelas arahnya. Sehingga lahirlah anak-anak berstatus broken home.

Ayah dan ibunya tidak mengacuhkannya di rumah, karena kesibukan masing-masing. Si ayah bekerja di kantor, sedangkan si ibu juga sibuk berkarir di luar rumah. Akibatnya pendidikan anak di rumah pun terbengkalai. Sehingga anak mencari pelampiasan kasih sayang di luar rumah. ‘Serigala-serigala’ buas pun sudah siap untuk memangsa sang buah hati.

Kata kuncinya, jangan membuat anak tak betah di rumah. Berikan perhatian dan kasih sayang yang cukup terhadap mereka. Jangan sampai merasa dicuekin oleh orang tuanya.

Intinya, orang tua harus menyiapkan pendidikan yang benar dari dalam rumah, sebelum melepas anaknya ke luar. Maka dalam hal ini, suasana rumah yang islami amat membantu keberhasilan orang tua dalam mendidik putra-putrinya.

Rumah yang islami merupakan wadah pendidikan yang memiliki banyak keistimewaan, di antaranya:

  1. Di dalamnya anggoa keluarga bekumpul bersama dalam jangka waktu yang lebih lama. Sehingga terjalin kedekatan pribadi antara anak dengan orang tua dan saudara-saudaranya.
  2. Anak dapat melihat teladan dan panutan dalam ucapan maupun perbuatan. Sehingga membantu mereka untuk menirunya.
  3. Penyampaian nasehat atau pemberian hukuman di dalam rumah, bukan di hadapan orang banyak, akan lebih besar pengaruh positifnya bagi jiwa anak.
  4. Pengawasan yang kontinyu terhadap anggota keluarga dan saling mengawasi di antara sesama. Hal ini akan membangkitkan keberanian untuk menumbuhkan budaya saling menasehati.
  5. Memanfaatkan berbagai media islami untuk membantu pendidikan anak.

Tulisan ini bukan sama sekali untuk mengatakan tidak perlunya anak masuk ke sekolahan di luar. Namun tulisan ini hanya untuk menggugah kesadaran kita bersama bahwa rumah adalah sekolah pertama anak yang amat menentukan keberhasilan pendidikan mereka selanjutnya. Semoga bisa menginspirasi!

@ Pesantren “Tunas Ilmu” Kedungwuluh Purbalingga, 22 Muharram 1435 / 25 November 2013


Artikel asli: https://tunasilmu.com/silsilah-fiqih-pendidikan-anak-no-18-rumah-sekolah-istimewa-anak/